Kamis, Februari 05, 2015

Kado Tak Sampai Untuk Bunda


Sering ku merasa tak beruntung ketika aku dilahirkan dari rahim ibuku. Kejam memang, durhaka. Tetapi tak kuasa ku memilih untuk lahir dari rahim seorang wanita yang ku kehendaki. Terkadang ku merasa malu ketika aku tahu kenyataan tentang sekelumit cerita tentang ibuku dari kebanyakan orang.

Senyum ini, tak ku perbolehkan untuk ibuku. Marah, mnggerutu, tak hormat, dan mengabaikan segala ucapannya. Itulah yang slalu ku lakukan pada ibuku, karna rasa berontak dari dalam hati yang enggan menerima kenyataan cerita tentang ibuku.

Dua puluh dua tahun sudah, aku berpikir buruk tentang mu ibu. Ketika suatu hari, sakit datang bertubi-tubi menggerogoti tubuhmu. Aku tetap angkuh. Aku merawatmu dengan menggerutu. Hampir setahun kau lalui hidupmu dengan sakit. Hingga tubuh mu yang putih tak berisi lagi, wajah mu yang cantik tertutup dengan kerut-kerut mengercing ketika menahan sakit.

Hati yang angkuh ini seketika luluh, lemas, tak kuasa menahan tangis disaat ibu ku mulai berucap "buk'e wes ndak kuat nduk. Sepurane ibuk gak iso ngeterne Dewi wisuda ya". "Ibuk ngomong opo seh, gak seneng aku. Pokok'e kudu nderek". "Ibuk jek sakit i nduk?". "ora, ora, sesuk ibuk wes mari!"

Mulai saat itu, anak durhaka ini tak pernah tidur menjaga ibunya yang tidak bisa tidur karna menahan sakit. Menjaganya dengan penuh kasih dan ikhlas, menciumi wajahnya terus setiap waktu. Karna anak ini sadar, bahwa dia adalah ibunya. Dan entah mengapa aku merasa bahwa wanita ini tak lama lagi disampingku.

Baru lah aku sadar setelah engkau tiada. Ibu tak pernah tidur sebelum aku tidur, tak pernah makan sebelum aku makan. Baru lah aku sadar mengapa aku selalu tertidur lelap dimalam hari dalam kehangatan, karna dirimulah yang menyelimutiku. Tak pernah kau nikamati makanan yang enak, rumah yang nyaman, kendaraan yang bagus. Semua harta mu kau limpahkan pada anak-anak mu.

Ibu...
Aku bukan lah anak yang pintar seperti yang selama ini kau banggakan kepada setiap orang. Aku bukan lah anak yang cantik yang selalu kau pamerkan pada setiap lelaki yang mendekatiku. Aku bukan lah anak yang sholehah seperti yang kau umumkan pada setiap orang.

Diri ini bodoh karna tak bisa berpikir baik tentang mu. Wajah ini buruk yang tak bisa memberikan senyum kepadamu. Dan Jiwa ini pendosa, karna setiap ibadahku tak ada namamu ku sebut.

Tuhan
Dia adalah ibuku. Aku bangga. Aku sangat mencintainya.
Bahagiakan ibuku disisiMU disaat aku belum bisa membahagiakannya ketika disisiku. Cintailah ia.
Muliakan lah ia seperti janjiMU. Jika aku terlahir kembali, aku ingin terlahir dari rahim ibuku. Tuhan

Doaku setiap sholat ku hanya namamu ibu yang kusebut. Akan ku buatkan istana megah untuk mu disurga. Akan ku kirimkan kendaraan yang sangat mewah dan cepat untuk mu disana. Akan ku terangi selalu peristirahatanmu. Ini janjiku.Ini kado ku yang tak sempat ku berikan di dunia.

Aku sangat mencintaimu ibu. Maafkan aku.
My Lovely Mom :-*

2 komentar:

Silviana Noerita mengatakan...

Ibuk pasti sudah bahagia ya mba Dewi, beliau sudah tidak sakit lagi sekarang. Al- Fatihah.

dewi ddS mengatakan...

Iyaa mbak silviiii ..semangaat ;)